Mamasa, Timurterkini.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa (Pemda) telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) terhadap penanganan bencana banjir bandang di Kecamatan Nosu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamasa, Gusti Harmiawan mengatakan, Pj Bupati telah menerbitkan SK perihal status tanggap darurat merespon bencana alam di Nosu.
Status tanggap darurat itu, kata Gusti, mulai diberlakukan hari ini. Hal itu bertujuan agar penanganan terdampak bencana di Nosu mudah dilakukan.
Menyusul SK itu, BPBD lanjut Gusti, juga akan mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC), untuk membersihkan material longsor di sejumlah titik di poros Sumarorong-Nosu.
Hal itu dilakukan guna memudahkan mobilisasi bantuan makanan bagi warga yang terdampak bencana.
“Besok kami akan berupaya membersihkan jalan, entah menggunakan alat berat atau secara manual,” ujar Gusti, dikonfirmasi via telepon Whatsapp, baru-baru ini.
Gusti juga mengaku, pihaknya akan berupaya memperbaiki jembatan yang ambruk akibat banjir.
Hal itu juga dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada masyarakat yang tidak mendapat pasokan bahan makanan karena terisolir.
“Yang paling urgen yang akan kita benahi sebagai tanggap darurat adalah jembatan penghubung antar dusun, jangan sampai ada warga yang terisolir,” jelasnya.
Di samping itu, TRC juga melakukan pendapatan terhadap warga yang terdampak bencana.
Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), pada Rabu (6/3/2024), mengakibatkan sungai meluap.
Luapan sungai di desa itu mengakibatkan ratusan hektar sawah warga terendam banjir dan alami kerusakan parah.
Menurut keterangan warga, Risal Landolalan bahwa hujan deras mengguyur wilayah Nosu sejak pukul 14.00 Wita.
Hujan deras mengguyur wilayah itu selama kurang lebih tiga jam.
Akibatnya, sungai meluap ke hampir seluruh persawahan warga di Kota Kecamatan Nosu.
Luapan sungai merusak ratusan hektar sawah dan mengakibatkan jembatan penghubung Desa Siwi terputus.
“Hujan deras sejak pukul 14.00 Wita, ada kurang lebih tiga jam hujan deras. Tidak lama, sungai mulai meluap,” kata Risal, dikonfirmasi via Whatsapp, Rabu (6/3/2024).
Tak ada korban jiwa akibat bencana ini, namun warga alami kerugian hingga ratusan juta rupiah lantaran sejumlah sawah rusak parah dan terancam gagal panen.