Opini  

Politik Dinasti Sebagai Awal Dekadensi Organisasi

Muh. Irfan Ketua, Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Saluassing (IPPMAS)

Politik dinasti dalam organisasi semakin mengakar, menguliti berbagai potensi yang seharusnya menjadi prioritas untuk mencapai cita-cita Sumber daya Manusia yang lebih baik pada kelembagaan tersebut.

Oleh : Muh. Irfan
Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Saluassing (IPPMAS)

Sejalan dengan masanya, perebutan kekuasaan bukan lagi di ukur berdasarkan kekayaan intelektual ataupun didasari pada pola pikir yang terukur hingga dapat menciptakan kader militan serta terpimpin.

Nepotisme merupakan cara terbaik yang kerap kali di terapkan sebagai jalan untuk keberlangsungan kepemimpinan dan pada akhirnya kekuasaan turun-temurun tersebut menjadi budaya yang tidak mampu di kalahkan oleh siapapun.

Terapan nepotisme dalam perebutan kekuasaan sebagai bagian dari pembentukan sekte-sekte pada organisasi, anomali tersebut berawal dari ketidaksadaran individu atau kelompok tentang jenjang keberlangsungan organisasi yang positif dan pada akhirnya menggiring mereka untuk menyusun sedemikian rupa metode untuk memenangkan kelompok tertentu.

Metode rekomendasi ilegal merupakan pernyataan yang paling kuat untuk memenangkan satu pemenang tertentu, rekomendasi tersebut hanya dapat di nyatakan oleh orang-orang yang terpercaya dan telah menjadi pengendali utama dalam gerakan-gerakan politik organisasi yang terbangun.

Pada opini tertentu, kekuasaan Rekomendasi ilegal inilah yang menjadi biang utama dalam membenturkan kuantitas organisasi. Dampaknya, pemahaman akan saling terbentur dan tidak menemukan solusi yang tepat sehingga memaksakan mereka untuk membentuk sekte baru dalam organisasi tersebut.

Lahirnya sekte-sekte itu mengerucut pada kerenggangan solidaritas dan integritas organisasi, akibatnya dapat memindai pemikiran bagi calon-calon kader baru untuk berpikir seribu kali saat ingin bergabung dalam kelembagaan. Hal tersebut tentu telah nyata adanya, sebagai realitasnya calon regenerasi lembaga akan lebih memilih dan mengutamakan masuk pada lembaga yang secara elektabilitas tidak dapat dinilai di bandingkan masuk pada lembaga yang besar seperti organisasi jurusan dan beberapa organisasi-organisasi besar yang ada.

Di beberapa tempat, selain sistem rekomendasi yang menjadi biang masalah dalam memperebutkan kekuasaan tertentu, faktor kedua ialah banyaknya kutu-kutu lembaga yang masih bersarang di tempatnya. Kutu-kutu lembaga yang dimaksud ialah individu dan beberapa kelompok yang senantiasa mendominasi wilayah, lokasi ataupun tempat.