Oleh: Sofyan Sjaf (Alumni Smansa 96-3fis1
DR Sofyan saf Dosen di Intitut Pertanian Bogor
Saya segera membuka Hp setelah bercengkrama dengan keluarga pagi ini. Keinginanku membuka Hp karena hari ini adalah hari bersejarah. Hari dimana alumni SMA Negeri 1 Kendari (Smansa Kendari) Angkatan 96 mempunyai Ketua Angkatan Alumni Smansa 96 yang pertama kalinya. Jadi wajar, mengapa saya tak mau ketinggalan memonitor hari bersejarah ini? Sebab saya tak mau ketinggalan info.
Ketika Hp ku buka, saya bergumam “Wow…dasyat…sudah ratusan chat di WAG IKA Smansa 96 Kendari”. Gumamku berlanjut, “WAG ini ramenya bukan main. Saya mencatat, ini sejarah WA alumni 96 teraktif sepanjang WAG ini berdiri! Musti dicatat di MURI”, canda pikiranku menyahuti.
Dari ratusan chat yang ada di grup kami, saya tertuju ke satu chat yang luar biasa semangat. Kira-kira, begini kalimat chat itu tertulis, “Hari ini adalah Pemilihan Ketua IKA 96……Mohon Kerjasama Teman2 Semua demi Kelancaran Acara Pemilihan kita……Dan Mohon Teman2 untuk tidak berlaku curang atas pemilihan kita tersebut……Kita lakukan dengan jujur dan adil……Dan Saya ingatkan lagi bahwa pemilihan kita ini pemilihan Angkatan 96 pada umumnya, bukan pemilihan antar kelas/jurusan……Jadi teman2 berhak untuk memilih siapa saja kandidat kita…….One man one Vote……berikan satu Hak Suara anda,gunakan dengan Sebaik2 nya…..Terimakasih Bravo 96”. Dasyat bukan isi chat ini?
Mau tau siapa penulis chat tersebut? Dia adalah sahabatku, teman sebangku sewaktu di kelas 3 Smansa, tepatnya 3 fis 1. Kawan-kawan seangkatan, memilihnya menjadi ketua panitia pemilihan ketua alumni Angkatan 96. Orangnya sangat ikhlas berbuat, lincah, tempat bertanya (referensi) kawan-kawan dari luar daerah, yang hendak mengetahui perkembangan seangkatan kami. Dia adalah BUKU PROFIL ANGKATAN 96 SMANSA yang berjalan. Tanyakan apa saja ke dirinya, maka akan banyak info yang keluar dari mulutnya tentang perkembangan teman-teman seangkatan kami. Anyway…Lain waktu saya akan menuliskan sosok manusia yang ikhlas dan penuh semangat ini. Namanya, Mustari atau sering kami panggil Bung Andre! (nama udara Bung Andre pun punya sejarah…bisa jadi manusia ini adalah manusia yang selalu ingin membuat sejarah! Punya sejarah dengan guru sejarah kami sewaktu kelas 3. Menang luar biasa makhluk ini).
Okey…kita Kembali ke laptop, tentang DEMOKRASI ala Smansa 96. Awalnya saya pikir, semalam adalah puncak masukan, kritik, gugatan, atau sejenisnya ke panitia pemilihan. Ternyata TIDAK! Pagi ini, beberapa kawan-kawan masih ada yang menggugat…Padahal link digital vote-nya 1,5 jam lagi dimulai. Sebagai ketua panitia pemilihan, Bung Andre pasang badan. Berteguh pada kesepakatan dan kepercayaan yang diberikan rekan-rekan alumni ke panitia pemilihan. “Percayakan Panitia bro….sebentar akan kami share link votenya….sudah di rancang oleh bro Farid Sabara…nanti juga ada saksi dari tiap2 kelas …”, ungkapnya dengan meyakinkan!
Namun, ungkapan pak ketua tidak serta merta membuat anggota grup percaya dan yakin penuh. Salah satu anggota grup melancarkan aksi kritiknya, “Siapa yg bisa memastikan berlangsung seperti itu…? (kata seperti itu, adalah sanggahan atas kalimat pak ketua panitia, “pemilihan di lakukan secara langsung Umum Bebas dan Rahasia bro…”). Masih banyak dialog yang menarik di grup kami ini, bahkan satu chat dari anggota grup yang menarik menurutku. Kira-kira begini chat-nya, “masih pagi belum mandi, lum ngopi langsung tareee urat lagi, memang ini pemilihannya smansa’96 paling alot dan horor dlm sejarah persmansaan. KALIAN MEMANG YG TERBAITTTT??”. Saya hanya bisa merespon dengan wajah tersenyum…
“Taree urat” meminjam istilah kawan tersebut, akan terus terjadi apabila frekuensi memaknai demokrasi belum sama. Di Indonesia, kita diperkenalkan 2 pola demokrasi. Yang pertama, demokrasi prosedural; dan yang kedua, demokrasi substansi. Demokrasi procedural adalah demokrasi yang mengarusutamakan prosedur atau tahapan pemilihan yang diharapkan dengan electoral vote bisa melahirkan pemimpin yang dikehendaki semua pihak (majority vote). Secara ideologi, pola demokrasi ini diperkenalkan west state’s berideologi liberalism. Berbeda dengan demokrasi substansi, pola demokrasi ini mengarusutamakan ruang partisipasi warga melalui public space sebanyak mungkin. Partisipasi tidak harus dimaknai “one man one vote” dengan procedural yang ketat, melainkan bisa melalui metode musyawarah untuk memperoleh mufakat sebagaimana nilai-nilai yang diperkenalkan oleh para founding father kita. Umumnya pola demokrasi substansi ini, banyak berlaku di east state’s atau negara-negara asia/asia tenggara dengan ragam kultur yang berbeda-beda. Pertanyaannya, manakah yang paling baik? Lagi-lagi ini tergantung mazhab (paham) kita dan konteks memberlakukan manifestasi demokrasi liberal dengan “one man one vote”-nya, serta demokrasi substansi! Konteks yang dimaksud adalah lokus implementasi demokrasi, apakah di ranah: negara atau provinsi atau kabupaten atau desa atau kelompok paguyuban, seperti IKA Smansa 96!
Saya akan stop penjelasannya sampai disini saja, biar tidak ada yang mengkritikku…bukan berarti takut loh ya….hehe….Tapi kisah Pemilihan Ketum Alumni Smansa 96 hari ini bisa menjadi pembelajaran bagi BANGSA dan NEGARA kita bahwa tidak mudah mengurus warga yang punya latarbelakang berbeda-beda! Pun tak mudah menyelenggarakan “digital vote” di era 4.0 yang penuh dengan ketidakpastian. Alumni Smansa 96 sudah memulai dan bisa menjadi leason learn bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia ke depan! Ini yang membuat saya bangga…Dibalik perbedaan, solidaritas kita tetap terjaga! Bravo Smansa 96, tetap solid merawat daerah dan bangsa Indonesia. Mari vote kandidat yang terbaik untuk kita semua! Semua kandidat Ketua Alumni Smansa 96 adalah sosok pejantan Tangguh! Hehehe….SOLID SMANSA!!!