Kementerian PUPR Mulai Membangun Bendungan Pertama di Sulawesi Barat

Desain Bendungan Budong-Budon (Dok. Kementerian PUPR)

Timurterkini.com – Bendungan pertama di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mulai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yakni, Bendungan Budong-Budong yang terletak di Kabupaten Mamuju Tengah.

Bendungan pertama di Sulbar ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air. 

Dikutip dari laman Kementerian PUPR, Sabtu (17/4/2021) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki. 

Bendungan Budong-Budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 65,18 juta m3 dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare. 

Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Taufik mengatakan, konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak Desember 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2023 sesuai kontrak.  “Saat ini masih penyelesaian pembebasan lahan untuk mendukung kelancaran konstruksi fisik,” ujarnya. 

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Abipraya-Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT. Indra Karya – PT. Tuah  Agung Anugrah – PT. Ciriajasa E.C, KSO  dengan biaya sebesar Rp 1,02 triliun. 

Bendungan Budong-Budong juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.   

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik. 

Untuk diketahui, Kabupaten Mamuju Tengah dilalui tujuh sungai yakni Sungai Budong-Budong, Lumu, Karama, Karossa, Benggaulu, Kamansi, dan Panggajoang.

Ketujuh sungai itu mengalir dari daerah perbukitan di bagian timur menuju daerah pesisir arah barat dan bermuara di perairan laut Selat Makassar. Bendungan Budong-Budong nantinya juga akan membendung Sungai Salulebbo yang merupakan anak sungai Budong-Budong.