Metro  

ASR Menang Quick Count Pilkada 2024, Sejarah Baru Gubernur Sulawesi Tenggara dari Masa Ke Masa

Deretan gubernur yang pernah memimpin Sulawesi Tenggara. (Dok: Wikipedia)

Kolaka, Timurterkini.com – Meski belum ada perhitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun melalui hitungan cepat Pasangan Andi Sumangerukka dan Hugua (ASR-Hugua) sementara memimpin perolehan suara Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra) 2024.

Pasangan ini yang didukung oleh koalisi Partai Gerindra, PAN, Hanura, Berkarya, Prima, dan PPP, juga unggul dalam hasil quick count terbaru.

Hasil quick count dari Charta Politika Indonesia pada 28 November 2024 menempatkan ASR-Hugua sebagai pemennag dengan perolehan suara 49,45 persen, unggul jauh dari pasangan Tina Nur Alam-Ihsan Taufik Ridwan yang mendapat 21,94 persen.

Lalu, paslon nomor urut 3, Lukman Abunawas-La Ode Ida mendapatkan 17,78 persen serta Ruksamin-Sjafei Kahar di angka 10,83 persen.

Walaupun hasil quick count ini lebih mendekati gambaran akhir, hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih ditunggu untuk memastikan siapa yang akan dilantik sebagai Gubernur Sultra 2024.

Jika pun nanti perolehan suara ASR, bersama Hugua, tetap tak terkalahkan oleh paslon lainnya dan resmi dinyatakan sebagai gubernur terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka dia akan menjadi Gubernur Sultra ke-15.

Dengan kemenangan Ketua Badan Pengurus Wilayah (KKSS) Sultra, ASR ini sukses menjadi orang Bugis pertama di tampuk kepemimpinan Sultra.

Berikut adalah profil Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara sejak masa pemerintahan pertama:

Jan Wayong

J Wayong adalah Gubernur Sulawesi Tenggara pertama yang menjabat periode 27 April 1964 hingga 18 Juli 1965. J Wayong menjadi peletak dasar pemerintahan di Provinsi Sulawesi Tenggara sejak menjadi wilayah otonom sendiri pada 27 April 1964.

Laode Hadi

La Ode Hadi adalah Gubernur Sulawesi Tenggara kedua dan menjabat Gubernur Sultra pada 28 Juli 1965 hingga 5 Oktober 1966. Penunjukannya untuk melancarkan roda pemerintahan yang mengalami kekacauan akibat gangguan pemberontakan DI/TII.

La Ode Hadi pun menjadi gubernur definitif dengan masa jabatan tersingkat di Provinsi Sultra. Dalam periode singkat ini dia didampingi Wakil Gubernur Jacob Silondae yang kemudian digantikan oleh Konggoasa.

Sekitar 3 bulan menjabat, La Ode Hadi diberhentikan dan digantikan Tim Panca Tunggal dengan masa tugas 5 Oktober-20 Oktober 1966.

Eddy Sabara

Eddy Sabara adalah Gubernur Sulawesi Tenggara ketiga sekaligus Gubernur Sultra terlama yakni selama 12 tahun. Purnawirawan jenderal TNI tersebut lahir di Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada 17 Februari 1927.

Eddy Sabara memimpin provinsi berjuluk Bumi Anoa tersebut pada 19 Oktober 1966 hingga 23 Juni 1978.

Awalnya, Eddy yang kala itu berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI ditunjuk carataker kepala daerah Sultra berdasarkan SK Mendagri 14 Oktober 1966 dan dilantik pada 19 Oktober 1966.

Dia ditunjuk seiring gangguan keamanaan dan ketertiban yang mengganggu pelaksanaan pemerintahan di provinsi ini. Eddy Sabara lalu ditunjuk menjadi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara melalui Keppres Nomor 42 Tahun 1967 tertanggal 1 April 1967.

Eddy kemudian terpilih menjadi Gubernur Sultra definitif melalui sidang DPR-GR Sultra kemudian ditetapkan berdasarkan Keppres Nomor 55 Tahun 1967 tertanggal 24 April 1967.

Abdullah Silondae

Abdullah Silondae adalah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 23 Juni 1978 hingga 1981. Abdullah Silondae adalah gubernur kelahiran di Andoolo, Konawe Selatan, Provinsi Sultra, pada tahun 1928.

Sebelum menjadi gubernur, Abdullah pernah menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi Golkar. Selain itu, Ketua DPRD Tk. I Sulawesi Tenggara periode 1971-1977.

Alala

Alala adalah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 23 September 1982 hingga 23 Desember 1992.

Dia adalah Gubernur Sultra yang lahir di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), pada 25 Maret 1937.

H Alala menjadi gubernur setelah terpilih dalam sidang DPRD Tk I Provinsi Sultra terpilih kemudian diangkat berdasarkan Keppres RI.

Dia dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Amir Mahmud di Kota Kendari pada 23 September 1982.

H Alala kemudian terpilih kembali sebagai gubernur untuk periode keduanya sejak 1987 melalui sidang DPRD Tk.I Sultra.

Dia mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Sulawesi Tenggara pada tanggal 23 September 1992. Masa jabatannya sempat diperpanjang 2 bulan untuk mempersiapkan pencalonan hingga terpilihnya gubernur baru periode 1992-1997.

H Alala wafat pada 20 November 2003 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.

Laode Kaimoeddin

Kaimoeddin adalah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 23 Desember 1992 hingga 18 Januari 2023. Gubernur Sultra dua periode ini lahir di Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra, pada 26 Oktober 1935.

Laode Kaimoeddin wafat pada 30 Maret 2009 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Nanga-Nanga, Kota Kendari, Provinsi Sultra.

Sebelum menjabat gubernur dua periode, Kaimoeddin adalah Bupati Muna periode 1974-1981.

Ali Mazi

Ali Mazi adalah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2003-2008 dan 2018-2023.

Ali menjadi Gubernur Sultra untuk periode pertamanya pada 18 Januari 2003 hingga 18 Januari 2008.

Kala itu, Ali Mazi bersama Wakil Gubernur Yusran Silondae dilantik setelah terpilih melalui pemilihan DPRD Sultra. Ali sempat diadang kasus hukum dan dinonaktifkan sebagai gubernur melalui Keppres Nomor 45/P 2006 tertanggal 23 Oktober 2006.

Mendagri kemudian melantik Yusran menjadi Plt Gubernur Sultra.

Dalam perjalanan kasusnya, Ali Mazi dinyatakan tidak bersalah. Dia kemudian kembali aktif sebagai gubernur pada 2007 menyusul terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) hingga masa jabatannya berakhir pada 18 Januari 2008.

Ali Mazi pun maju menjadi calon gubernur menggandeng wakil Abdul Samad pada Pemilihan Gubernur atau Pilgub Sultra 2008.

Tapi pilgub dimenangkan pasangan Nur Alam dan Saleh Lasata yang kemudian dilantik sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Sultra pada 18 Februari 2008.

Pada Pilgub Sultra 2013, Ali Mazi menggandeng wakil Bisman Saranani kembali berkeinginan maju tapi pencalonannya digugurkan gegara syarat dukungan partai pengusung tidak mencukupi.

Ali kemudian kembali maju sebagai calon Gubernur Sulawesi Tenggara pada Pilgub Sultra 2018 menggandeng Lukman Abunawas.

Ali Mazi akhirnya terpilih kemudian dilantik sebagai Gubernur Sultra di Istana Negara pada Rabu 5 September 2018 lalu.

Ali dan Lukman akan menjabat sebagai gubernur-wakil gubernur hingga 5 September 2023.

Profil H Ali Mazi lahir di Pasarwajo, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada 25 November 1961.

Nur Alam

Nur Alam adalah Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 18 Februari 2008-18 Februari 2013 dan 18 Februari 2013-6 Juli 2017.

NA, akronim namanya, adalah politisi kelahiran Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sultra, pada 9 Juli 1976 atau kini berusia 55 tahun.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini kemudian terpilih menjadi Gubernur Sultra bersama wakilnya Saleh Lasata pada Pemilihan Gubernur atau Pilgub Sultra 2008.

Kala itu, Nur Alam mengalahkan petahana Ali Mazi pada pemilihan secara langsung pertama tersebut.

Dia dilantik untuk periode pertama 18 Februari 2008 dan kembali menjadi gubernur di periode keduanya pada 18 Februari 2013.

Namun Nur Alam tersandung kasus hukum dan diberhentikan menjadi gubernur pada 6 Juli 2017.

NA dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan divonis 15 tahun penjara lalu menjadi 12 tahun berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA).

Wakilnya Saleh Lasata kemudian ditunjuk menjadi plt gubernur pada 6 Juli 2017 hingga hingga masa jabatannya berakhir 18 Februari 2018.

Teguh Setyabudi yang kala itu Pejabat Eselon I Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemudian ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara.

Dia dilantik sebagai Pj Gubernur Sultra pada 19 Februari 2018 dan menjabat hingga 5 September 2018 seiring dilantiknya Ali Mazi dan Lukman Abunawas sebagai gubernur-wakil gubernur yang baru.(*)