Kolaka – Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Sulawesi Tenggara (Sultra) menyimpan banyak fakta menarik mempunyai pesona yang akan membuat takjub.
Kabupaten Kolaka dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Secara administratif, Kolaka terdiri dari 12 kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 237.587 jiwa pada 2021.
Kabupaten Kolaka berbatasan dengan Teluk Bone di sebelah barat, dan Kabupaten Konawe serta Konawe Selatan di sebelah timur. Sementara, sebelah utara berbatasan dengan Kolaka Utara dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana.
Kabupaten ini menjadi salah satu gerbang utama untuk memasuki Sultra dari Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya bagi masyarakat yang menumpangi kapal laut dari daerah Bajoe, Kabupaten Bone dan naik pewat dari Makassar melalui Bandar Udara Sangia Niabandera di Tanggetada.
Wilayah Kabupaten Kolaka didominasi perairan dibandingkan dengan daratan, perbandingannya 15.000 km persegi : 6.918,33 km persegi.
Kabupaten ini mempunyai tujuh pulau besar, yakni Pulau Padamarang, Pulau Lambasina Besar, Pulau Lambasina kecil, Pulau Maniang, Pulau Buaya, Pulau Lemo, dan Pulau Pisang.
Masih banyak lagi fakta menarik tentang Kabupaten Kolaka, berikut ini fakta menarik yang telah timurterkini.com rangkum:
1. Sungai Terpendek di Dunia
Melansir dari laman World Atlas, sungai terpendek di dunia adalah Tamborasi, sungai tersebut terdapat di Desa Tamborasi, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Letak Desa ini diapit oleh Pegunungan Tamborasi, di sisi teluk Bone.
Panjang sungai ini hanya 20 meter, dengan lebar 15 meter, dan mengalir hingga ke laut Flores di Teluk Bone. Sungai Tamborasi menjadi salah satu daya tarik wisatawan karena memiliki tepian berbatu serta suasana hutan yang asri dan sejuk.
Keunikan sungai tamborasi adalah suhu air dibagian hulu dan hilirnya berbeda. Pada bagian hulu, suhu air agak lebih dingin, sedangkan dibagian hilir suhunya agak lebih hangat karena langsung bermuara ke Pantai Tamborasi yang berada tepat di sampingnya.
2. Cerita Burung Raksasa
Sejarah Kolaka tidak bisa dilepaskan dari Kerajaan Mekongga, Kerajaan itu didirikan oleh dua bersaudara bernama Larumbalangi dan Wekoila yang datang mengendarai sarung sakti, Toloa Sarungga, ke bukit Kolumba yang berada dalam kawasan pegunungan Balandete.
Berdasarkan cerita nenek moyang di negeri Sorume, saat ini bernama Kolaka terdapat seekor burung elang raksasa yang selalu mengacau kehidupan penduduk. Penduduk menghadap Larumbalangi dan mendapatkan petunjuk agar penduduk membuat bambu runcing dan mengumpulkan tombak sebanyak-banyaknya lalu di tancapkan di tempat yang biasa didatangi elang raksasa tersebut.
Setelah pekerjaan tersebut diselesaikan dan disediakan umpan kemudian gelaplah suasana langit, muncullah elang raksasa dan menerkan orang tersebut. Tasahea melemparkan tombaknya tepat mengenai jantung elang raksasa tersebut. Burung tersebut terbang menuju Pomalaa, Ladongo, Torobulu, Amesiu, Malili, pulau Maning, dan mati di atas gunung Mekongga. Tanah tempat dilaluinya dan matinya elang menjadi merah.
Larumbalangi dilantik menjadi tokoh dan pemimpin Kerajaan Mekongga yang berpusat di Wundulako. Elang besar itu kemudian menjadi salah satu gambar di lambang Kabupaten Kolaka.