Kolaka – Kopi atau Teh disebut-sebut sebagai minuman yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia. Kedua jenis minuman ini memiliki masing-masing penikmatnya.
Beberapa menyukai teh juga kopi, namun beberapa lagi terbagi dalam dua kategori yang seakan bersaing, yaitu si penyuka kopi dan si penyuka teh. Persaingan ini, kemudian bermuara pada satu pertanyaan, mana yang lebih sehat, kopi atau teh?
Dilansir dari CBN News, kopi dan teh sama-sama memiliki kandungan kafein dalam takaran tinggi. Dan dua-duanya, memiliki manfaat bagi tubuh di kondisi-kondisi tertentu. Namun, ada salah satu yang memiliki manfaat kesehatan lebih banyak dibanding yang lain.
Manfaat dan risiko minum teh
Dilansir dari Hello Sehat, Mengkonsumsi teh selalu dikaitkan dengan manfaatnya untuk kesehatan karena kandungan antioksidannya telah terbukti membantu mencegah pembuluh darah dari pengerasan dan dapat meningkatkan kesehatan otak.
Selain itu, studi lain yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan Nutrition Bulletin, menemukan bahwa konsumsi teh secara teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Bahkan, studi lain menemukan bahwa konsumsi teh dapat mengurangi tingkat stres dibandingkan dengan minuman berkafein lainnya, seperti kopi.
Peminum teh secara teratur juga memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi sehingga memperlambat terjadinya pengeroposan tulang. Penelitian lain juga telah menemukan bahwa peminum teh memiliki peluang yang lebih rendah untuk mengalami kanker kulit, kanker payudara, dan kanker prostat. Selain itu, kandungan fluoride dalam teh juga dapat untuk melindungi terhadap kerusakan gigi dan penyakit gusi.
Para peneliti juga menemukan bahwa konsumsi teh hijau, yang merupakan salah satu jenis teh terbaik, lebih dari dua cangkir sehari dapat meningkatkan kekebalan tubuh, membantu mempercepat metabolisme tubuh, serta dapat mengurangi risiko terjadinya penurunan daya ingat atau memori otak akibat pertambahan usia.
Namun, kandungan tannin dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Sebuah studi telah menemukan bahwa konsumsi teh dapat menyebabkan terjadinya pengurangan penyerapan zat besi sebesar 62%. Selain itu, sebuah studi mengklaim bahwa konsumsi teh lebih dari tujuh cangkir sehari dapat melipatgandakan risiko kanker prostat dibandingkan mereka yang konsumsi teh tiga cangkir atau kurang.