Timurterkini.com – Bahaya makan daging sapi berlebihan terhadap kesehatan cukup beragam. Konsumsi daging sapi terutama dalam perayaan Idul Adha tentu akan meningkat.
Daging sapi merupakan daging yang berasal dari hewan ternak sapi. Daging sapi adalah sumber protein hewani yang kaya akan nutrisi penting untuk tubuh manusia.
Kandungan Gizi penting dari daging sapi adalah protein yang tinggi, yang berperan penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, termasuk otot, kulit, dan organ. Protein juga berperan dalam memproduksi enzim, hormon, dan antibodi.
Daging memang asupan tinggi protein yang mengenyangkan. Namun, kebanyakan makan daging bisa menimbulkan risiko kesehatan yang berbahaya. Lalu, dikutip Hellosehat.com, berikut dampak yang timbul jika makan daging berlebihan.
1. Bau mulut
Efek samping kebanyakan makan daging sapi atau daging lainnya dan tidak diimbangi dengan karbohidrat bisa menyebabkan bau mulut.
Asupan daging terlalu banyak menyebabkan tubuh kelebihan protein dan lemak. Bila kekurangan asupan karbohidrat, tubuh akan memecah lemak sebagai sumber energi.
Pemecahan lemak inilah akan menghasilkan senyawa keton atau ketosis. Senyawa ini bisa membuat napas berbau tak sedap.
Memang, proses ini berpotensi menurunkan berat badan secara perlahan, tetapi terlalu banyak keton di dalam tubuh ini menyebabkan bau mulut.
2. Meningkatkan risiko degenerasi makula
Kebanyakan makan daging merah ternyata berpotensi meningkatkan risiko penyakit mata degenerasi makula akibat usia.
Studi terbitan American Journal of Epidemiology (2009) menemukan bahwa konsumsi daging merah sebanyak lebih dari 10 kali per minggu meningkatkan risiko terjadinya degenerasi makula lebih awal.
Penelitian ini menjelaskan bahwa asupan daging merah yang tinggi bisa meningkatkan senyawa nitrosamin menjadi racun bagi retina.
Selain itu, asupan daging terlalu banyak menyebabkan adanya tumpukan lemak dan protein di bawah retina.
Selain itu, asupan daging terlalu banyak menyebabkan adanya tumpukan lemak dan protein di bawah retina.
Kedua hal ini membuat mata rentan mengalami kebutaan akibat degenerasi makula.
3. Berat badan sulit turun
Jika ingin menurunkan berat badan, kebanyakan makan daging sapi atau daging merah lainnya justru mempersulit upaya Anda.
Daging bisa jadi memiliki jumlah kalori yang lebih besar daripada asupan lainnya.
Sebagai contoh, 100 gram daging yang sudah dibersihkan dari lemak saja memiliki kalori sebesar 123 kkal. Dengan berat yang sama, 100 gram kentang panggang hanya memiliki kalori sebesar 93 kkal.
Tentu asupan kalori yang besar bila tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan membuat berat badan naik.
Itulah mengapa terlalu banyak makan daging membuat Anda sulit menurunkan berat badan.
4. Meningkatkan risiko kanker
Dalam beberapa kasus, pengolahan daging bisa membentuk senyawa karsinogenik, seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
HCA terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi, sedangkan PAH terbentuk saat pembakaran zat organik pada daging.
Mengutip studi terbitan Nutrition and Cancer (2013), keduanya diyakini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum.
Perlu Anda ketahui, kedua senyawa ini mampu menyebabkan mutasi genetik. Sel-sel tubuh pun bisa berubah menjadi ganas dan memicu penyakit kanker.
Selain itu, lemak pada daging merah memicu produksi hormon estrogen. Ketidakseimbangan estrogen bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko kanker payudara.
Ketidakseimbangan hormon pria juga terjadi akibat lemak jenuh dari daging merah. Jadi, risiko kanker prostat pun meningkat.
Oleh karena itu, tidak heran bila kebanyakan makan daging bisa meningkatkan risiko berbagai macam kanker.
5. Memicu sembelit
Pada dasarnya, daging merupakan salah satu makanan kaya protein yang diperlukan tubuh.
Sayangnya, daging tidak memiliki kandungan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan serat harian.
Artinya, jika makan asupan protein hewani terlalu banyak, Anda rentan kekurangan kandungan serat sehari-harinya.
Padahal, serat merupakan zat gizi yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses agar mudah keluar.
Studi terbitan Neurogastroenterology and Motility (2015) juga menemukan bahwa asupan lemak jenuh dari daging sebanyak lebih dari 15 gram sehari bisa meningkatkan risiko sembelit.
Hal ini dikarenakan lemak jenuh mengaktifkan rem alami pada usus halus. Efeknya, gerakan feses pun terhambat.
Jadi, tak heran bila kebanyakan makan daging kambing maupun daging lainnya bisa menyebabkan sembelit (konstipasi), bahkan BAB berdarah.