Mateng, Timurterkini.com – Gadis remaja asal Mamuju tengah (Mateng), Annisa (18) rela mengubur cita citanya jadi Polwan.
Wanita muda itu berasal dari Dusun Galiang, Desa Budong-budong Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah (Mateng) Sulawesi barat (Sulbar).
Di usianya yang masih tergolong mudah ia melakoni pekerjaan dengan berjualan nasih kuning untuk meringankan beban keluarganya.
Meski di ketahui pekerjaan demikian tak sedikit banyak pemuda di jaman modern sekarang ini yang enggan untuk melakoninya.
Namun hal itu tidak bagi Annisa. Gadis bercita cita jadi pengayon Masyarakat itu justru rela peras keringat banting tulang demi menjajakkan dagangan miliknya tiap hari.
Dari kejauhan ia tiap hari berjualan di Poros Waeputeh, Desa Topoyo Kecamatan Topoyo, tepatnya di samping kantor Kecamatan Topoyo.
Meski di usianya yang tergolong muda itu, ia sedikitpun tak punya rasa gengsi melakoninya.
Menjajakan jualannya disaksikan jutaan mata dari setiap pelintas dan pembelinya tidak menyurutkan semangatnya.
Didirong semangat dan kondisi ekonomi membuatnya harus bekerja, walau keinginnya melanjutkan kuliah masih menggebu gebu.
Hampir setiap hari, mulai pagi hingga sore, ia setia menunggu pembeli di lapaknya.
Selain nasi kuning, buras dan gogos serta beberapa jenis gorengan dan kue basah tersaji di etalasenya.
Anisa berjualan mulai pagi dari pukul 06.00 hingga sore pukul 16.00 wita.
Gadis yang bercita-cita jadi polwan sejak kecil ini mengaku berjualan nasi kuning sudah dilakoninya lebih dari satu tahun.
“Ringankan beban orang tua kak”, kata Anisa kepada wartawan, Minggu 29 Mei 2022 pagi tadi.
Bercita-cita jadi polwan sejak kecil, bagi Anisa hanya sebatas angan-angan belaka.
“Iya dulu waktu kecil bercita-cita jadi Polwan, tapi banyak kekurangannya”, ungkap gadis muda itu.
Kini ia hanya berharap hasil dari jualannya dapat mengurangi beban orang tua serta sebagian disisihkan untuk persiapan lanjut kuliah.