Berita  

Usai Terima Duplikat Bendera Pusaka, Pj. Bupati Mamasa Berharap Semangat Persatuan di Bumi Kondosapata

Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Muhammad Zain yang menyerahkan duplikat bendera pusaka setelah diserahkan oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi, di Balai Samudra, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Jakarta, Timurterkini.com — Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Muhammad Zain saat hadir di kegiatan pembagian duplikat Bendera Pusaka oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Yudian Wahyudi, di Balai Samudra, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Selain duplikat bendera pusaka, salinan Teks Proklamasi, Naskah Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, dan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila juga dibagikan kepada Bupati/Walikota seluruh Indonesia yang hadir saat itu.

Presiden ke-5 RI, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri juga terlihat hadir dalam acara yang diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya Tiga Stanza dan tayangan cerita Megawati Soekarnoputri, “Bu Mega Bercerita Tentang Sang Saka Merah Putih”.

Ibu Mega bercerita dalam video, sejarah penjahitan Merah Putih oleh Ibu Negara Fatmawati. Merah itu berarti berani. Putih itu suci. Fatmawati menjahit Bendera Merah putih sewaktu beliau hamil. Dan oleh dokter dilarang memakai mesin jahit. Sehingga beliau memilih menyulam.

“Kain warna merah juga tidak mudah mendapatkannya. Untunglah ada pengusaha yang bisa mengusahakan kain merah itu. Setelah merah putih selesai dijahit dan dikibarkan, pada saat perang, bendera sang saka merah putih diselamatkan oleh Husein Mutahar ke Yogyakarta atas perintah Bung Karno,” cerita Ibu Mega.

“Husein Mutahar memisahkan bendera merah putih tersebut agar tidak ketahuan. Setiba di Yogyakarta, sang merah putih disatukan lagi. Bu Mega juga bercerita betapa beliau masa belianya pernah menjadi pasukan Paskibraka dan membawa Sang saka merah putih tersebut. Makna dan nilai yang terkandung pada merah putih harus dihayati dan ditularkan kepada generasi muda,” lanjutnya.

Sekretaris Dewan Pengarah BPIP, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Wisnu Bawa Tenaya mengutip Bung Karno yang berpesan Jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah). Itulah mengapa Megawati selalu mengingatkan itu dalam simbol salam Pancasila.

“Begitupun Founding Father, Soekarno Hatta memekikkan Merdeka atau Mati, Bhinneka tunggal Ika, kita sosialisasikan Pancasila, UUD 45 lalu diamalkan menjadi keteladanan berideologi Pancasila,” ucap Wisnu.