Kendari, Timurterkini.com – Kabar duka menyelimuti dunia akademik Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara setelah beredar informasi bahwa Rektor UHO, Prof. Armid, dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (23/8/2025).
Pesan duka tersebut pertama kali ramai di berbagai grup WhatsApp warga Kendari.
“Innaalillaahi wainnaa ilaihi rojiun… Telah meninggal dunia Rektor UHO Prof. Armid, S.Si, M.Si, M.Sc, DSc, hari ini, pukul 20.07. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT,” demikian bunyi pesan yang beredar luas.
Prof Armid Terpilih Menjadi Rektor UHO 2025-2029
Pemilihan rektor periode 2025-2029 digelar pada 16 Juni 2025. Prof Armid meraih 31 suara dalam proses yang berlangsung di kampus UHO. Setelah itu, pelantikan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada 1 Agustus 2025 di Jakarta.
Prof Armid lahir di Kendari pada 18 Juni 1975 dan memulai karier akademik di UHO sejak tahun 2000. Ia menempuh pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin, melanjutkan magister di Universitas Gadjah Mada dan University of the Ryukyus Jepang. Gelar Doktor of Science diraihnya pada 2011 di Jepang.
Bidang keilmuannya adalah Marine and Environmental Science, yang menjadi fokus penelitian sepanjang kariernya. Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Kimia Kelautan pada 18 Oktober 2023. Sebelum menjadi rektor, ia menjabat Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerja Sama UHO selama dua periode.
Kepergian Prof Armid terjadi pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025, di RS Korem Kendari. Tim medis Fakultas Kedokteran UHO sempat melakukan tindakan resusitasi jantung paru, namun nyawanya tidak tertolong. Pesan duka pertama kali menyebar di grup WhatsApp masyarakat Kendari pukul 20.07 Wita.
Rumah duka berada di Jalan RS Jiwa, Lorong Palaka, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kendari. Dari lokasi rumah duka, jenazah Prof Armid dilarikan ke RS Ismoyo di Jalan Drs H Abdullah Silondae, Kecamatan Mandonga, yang berjarak sekitar tiga kilometer dengan waktu tempuh sekitar sepuluh menit.
Berdasarkan kesepakatan keluarga dan pihak universitas, rangkaian pemakaman dilaksanakan pada Minggu (24/8/2025). Jenazah terlebih dahulu dimandikan dan dikafani di rumah duka, kemudian dibawa ke Gedung Auditorium UHO. Prosesi ini dilakukan untuk memberikan penghormatan terakhir dari civitas akademika dan masyarakat.
Upacara penerimaan jenazah dilakukan di auditorium sebelum salat jenazah dilaksanakan di Masjid Arauf Rahim UHO. Setelah prosesi doa bersama, jenazah diberangkatkan menuju pemakaman umum Punggolaka di Kendari. Ribuan pelayat diperkirakan hadir dalam penghormatan terakhir tersebut.
Momentum duka ini terjadi bersamaan dengan perayaan Dies Natalis ke-44 UHO. Sebelumnya, acara berlangsung meriah di Lapangan Mini UHO dengan agenda jalan santai, lomba tarik tambang, dan layanan kesehatan gratis. Namun, suasana berubah menjadi duka ketika kabar wafatnya Prof Armid tersebar luas.
Perjalanan panjang UHO dari perguruan tinggi swasta hingga menjadi universitas negeri terbesar di Sulawesi Tenggara tidak lepas dari kontribusi para pemimpinnya. Kepergian Prof Armid menutup satu bab penting dalam sejarah UHO yang terus berkembang.







