Mamuju, Timurterkini.com – Realisasi program Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berupa pekerjaan fisik bangunan. yang mana kami dari media mengkonfirmasi terkait adanya sekolah yang diduga dikerjakan tidak sesuai dengan Juknis.
Kabid Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Irham Yakub, S.Sos., M.Si yang ditemui diruanganyan, ya artinya itu kalau pelanggaran terhadap kebijakan, itukan suda jelas prosedur hukumnya bagai mana.
“Cuma ya memang, terkait kegiatana DAK ini perlu apa namanya, pendalaman khusus pengkajian khusus, sama yang bapak bapak katakan itu dugaan ya wajar, dan pada saat kita konfirmasi ke sekolahnya itu, saya kira itu tidak masalah itu hal wajar pula, karena kegiatan ini transparan harus diketahui orang banyak,” kata Irham Yakub pada media ini. Senin 23 November 2020.
Jadi maksud saya begini, karena bistek itu kan sama dengan RAB kan, perlu bapak pahami, RAB swakelola itu dibuat oleh sekolah sendiri bersama dengan kelompok P2S nya di dampingi oleh tim fasilitator yang ada di Provinsi untuk menyusun RAB, ya secara otomatis segala keperluan yang dianggap perlu dalam pembangunan sekolah kalau sekolah, perpustakaan kalau perpustakaan,yang dianggap penting dalam penyesuaian itu, pasti dituangkan dalam RAB.
“Jadi sangat tidak logist kalau, ini artinya karena saya tidak liat faktanya dilapangan, tidak logist kalau misalnya di RAB tertulis besi 12, lantas kepala sekolah ini bersama tim pembangunan dia gunakan besi 10, artinya terlalu bodo ini yang menyusun RAB karena yang menyusun RAB kan diaji sendiri, kalau memang dia mau gunakan besi 10, kenapa tidak tulis memang besi 10 di situ, kenapa harus mulanggar itu RAB mu yang kau buat sendiri, kan seperti itu, makanya suda beberapa yang konfirmasi, saya bilang ya artinya memang perlu pengecekan lebih lanjut dengan RAB,” ucapnya.
Terkait pada pembesian yang banyak jenisnya ada bahasanya ada besi kurus dan besi dan full, ” itumi juga, kalau yang begitu begitu kan sifatnya tekhnis” sayapun sendiri kalau pergi belanja ditoko ini, saya tidak bisa bedakan ini yang mana kurus ini yang mana gemuk ini karena banyak sekali, tapi kan adaji timnya di situ tim P2S nya yang mengerjakan, terus pada saat dipasang ada consultanya ada fasilitator, bagai mana kalau besi ini, oh tidak ini, kalau ada salah satunya mengatakan jangan ini karena tidak akan mampu dengan beban ini ya harusnya jangan, seperti itu.