Kendari, Timurterkini.com – Pandemi Virus Corona disiase COVID-19 di Indonesia membawa dampak sosial ekonomi yang besar di luar sektor kesehatan.
Dampaknya multisektoral dan efeknya akan terlihat dalam jangka waktu panjang.
Tak terkecuali mempengaruhi pula sektor pendidikan.
Saat ini, Pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk siap beradaptasi dengan pandemi COVID-19 dalam waktu yang cukup lama.
Bahkan, organisasi internasional seperti World Bank dan WHO juga tengah menyiapkan panduan dari sisi kesehatan dan ekonomi selama hidup bersama COVID-19.
Menanggapi hal itu, Korwil Sultra BEM DEMA Se-Sulawesi, Abd. Wahid Akhyarudin, menyebut pihaknya mendukung langkah pemerintah tersebut.
Menurutnya, agar masyatakat dapat menjalankan aktifitas ekonomi, pendidikan dan lainya dengan normal, termasuk dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Sehingga sekolah, kampus bisa dibuka lagi dengan prokes tersebut, saya mengevaluasi bahwa dengan terlaksananya belajar online ini hampir genap dua tahun, saya melihat ini tidak efektif karena di daerah-daerah secara umum dan terkhusus Sultra masih ada yang kurang dari fasilitas sarana prasana pendukung jaringan”, ucapnya, Minggu 15 Agustus 2021.
Sehingga, kata dia, itu juga membuat jenuh, membuat turunya semangat belajar dan kurangnya keaktifan akan pembelajaran yang disampaikan.
Kemudian, dirinya juga menyorot terkait bantuan pendidikan yang harus sesuai dengan target penerima.
“Untuk bantuan pada pelajar dan mahasiswa, yang Insya Allah akan digelontorkan Kemendikbud, agar bisa sampai infonya ke pelajar dan mahasiswa yang ekonomi ke bawah atau yang benar-benar membutuhkan, jika tidak mendapatkan bantuan bisa menyebabkan putus sekolah”, paparnya.
Lanjut dia, juga menyampaikan harapan agar pemerintah tidak mewajibkan vaksin menjadi syarat untuk bepergian dan mengurus perizinan hingga dokumen.
“Sehingga akan membuat masyarakat ada paksaan untuk vaksin, bukan dari naluri hati karena pengetahuan akan dampak baik dari vaksin tersebut yang membuat masyarakat ada yang ikut vaksin dengan mengkonsumsi sesuatu yang dianggap untuk penyeteril vaksin demi mendapatkan surat vaksin”, ungkapnya.
Sosialisasi terkait vaksinasi, yang menurutnya perlu lebih ditingkatkan.
Dukungan masyarakat akan terbentuk apabila pemahaman tentang vaksin dan program vaksinasi itu sendiri telah terbentuk.
Termasuk dengan sosialisasi hidup berdampingan dengan COVID-19.