Kemarau Panjang, 508 Hektare Lahan Sawah di Kolaka Timur Alami Kekeringan

508 hektare sawah di Kolaka Timur terdampak kekeringan akibat kemarau panjang serta berpotensi gagal panen. (Dok. Ist)

Koltim, Timurterkini.com Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur mencatat 508 hektare sawah di Kolaka Timur mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

Akibatnya sawah tersebut berpotensi gagal panen. Untuk mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur melakukan langkah-langkah mitigasi.

Dikutip dari Telisik.id, Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis memaparkan eksisting sawah di Kolaka Timur secara keseluruhan kurang lebih 19 ribu hektare dan untuk di Bou kurang lebih 1.100 hektare sementara yang terdampak kekeringan mencapai 508 hektare.

“Yang terpenting sekarang ini, dari dinas terkait harus melakukan langkah-langkah mitigasi seperti menyiapkan sumur bor,” jelasnya.

Lanjut Azis, setidaknya dalam mengatasi kekeringan ini membutuhkan sumur bor kurang lebih 30 dan itu sudah dihitung BPBD Provinsi.

Azis menjelaskan  untuk saat ini BPBD dan Dinas Tanaman Pangan Kolaka Timur telah menyiapkan alkon, tapi alkon ini kalau ada deposit air ada di sekitar, tapi kalau tidak ada, harus sumur bor.

Tempat yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara, Muhammad Yusup menjelaskan, bakal membangun puluhan sumur bor di Desa Bou, Kecamatan Lambandia.

“Pada prinsipnya, kita sangat prihatin setelah melihat kondisi ini, yang diakibatkan cuaca ekstrem, kita lihat persawahan ini kering. Pak bupati sudah mengambil Langkah-langkah tapi belum maksimal, kami akan ikut membantu mengurangi beban masyarakat yang terdampak seperti pembuatan sumur bor kurang lebih 30 titik, nanti kami akan hitung apakah bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik,” ucapnya.

Untuk kasus kekeringan ini, Kepala BPBD Sulawesi Tenggara juga menyebut jika kondisi seperti di Bou, bisa mendapatkan bantuan sosial ekonomi. Misalkan jika punya pekerjaan lain selain bersawah, seperti pertukangan, peternak dan sebagainya.

“Jadi untuk mendapatkan bantuan sosial ekonomi, buatkan laporan yang dijelaskan, kejadiannya dari kapan sampai kapan, berapa ternak yang mati misalnya, kehilangan lapangan pekerjaan berapa orang, baru bupati menetapkan,” pintanya.