Mamasa, Timurterkini.com – Jalan penghubung Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, memprihatinkan.
Bagai mana tidak, jalan yang berlubang dan berbatu terpaksa dilalui bagi sebagian orang warga Kecamatan Rantebulahan.
Misalnya, jalan penghubung antara Desa Saluahok dan Rantebulahan, dapat saja membahayakan bagi pelintasnya.
Apa lagi saat hujan turun, jalan itu berubah menjadi licin dan menjadi kendala bagi pelintas kendaraan roda dua (Motor) maupun roda empat (Mobil).
Salah satu pelintas kendaraan bermotor, enggan disebutkan namanya mengeluhkan kondisi jalan di penghubung 2 Desa di Kecamatan Mehalaan.
Menurut dia, dengan melintasi jalan itu dapat saja membahayakan bagi dirinya maupun pelintas lainnya.
“Ini jalannya membahayakan, kasihan pengguna jalan lainnya dan khususnya saya saat ini,” katanya, Selasa 03 Mei 2022.
Meski demikian, dirinya tak menampik bahwa sebagian jalan di Kecamatan Mehalaan telah dikerja.
Namun kata dia, volumenya tidak begitu besar jika dibandingkan dengan kondisi jalan jauh dari kata layak di Kecamatan Mehalaan.
“Suda dikerja memang sebagian, di rabat beton, tapi kondisi jalan di Kecamatan Mehalaan panjang, jadi masih banyak yang kurang layak jalannya daripada yang layak, apalagi jalan menuju Desa Botteng, parah lagi,” bebernya.
Bahkan disebutnya, adanya titik jalan yang nyaris tak dapat dilalui kendaraan roda 4 akibat longsor.
“Ada jalan yang rawan, karena bahu jalan dan bahkan badan jalannya longsor,” tuturnya.
Dengan kondisi infrastruktur jalan jauh dari kata layak, dirinya berharap kepada Pemerintah agar jalan itu dapat dikerjakan.
Jika jalan bagus lanjut dia, tentu pengendara motor maupun mobil dapat melintasi dengan aman dan nyaman.
“Kita berharap agar jalan ini dikerjakan, biar pelintasnya aman dan nyaman berkendara,” tutupnya.
Hingga berita ini di rilis, media ini berupaya melakukan konfirmasi ke pihak terkait.